Melalui pendekatan yang empatik dan keterampilan komunikasi yang baik, beliau dapat membantu masyarakat memahami pentingnya relokasi dan dampak positifnya. Selain itu, Sdr. Mulyadi juga bisa menjadi suara bagi aspirasi masyarakat, memastikan bahwa kekhawatiran mereka didengar dan dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Keberadaan beliau sebagai tokoh masyarakat dapat memfasilitasi dialog yang konstruktif, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
Hingga saat ini, sejumlah masyarakat di Galang masih menolak proyek Strategi Nasional (PSN) yang diusulkan pemerintah. Penolakan ini berkaitan dengan rencana relokasi yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Banyak warga memilih untuk tetap bertahan di lahan yang mereka tempati, meskipun ada ancaman terhadap keberlanjutan hidup mereka.
Sdr. Mulyadi, Panwascam Pulau Bulang dan tokoh masyarakat setempat, menjadi sorotan dalam situasi ini. Sebagai sosok yang dihormati, Mulyadi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, beliau berupaya menjelaskan manfaat dari relokasi dan pentingnya proyek ini bagi perkembangan wilayah.
“Masyarakat merasa khawatir akan kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka. Kami perlu mendengar kekhawatiran ini dan mencari solusi yang dapat diterima semua pihak,” ungkap Mulyadi saat dihubungi.
Dengan adanya penolakan ini, Mulyadi berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Ia mendorong dialog konstruktif agar kedua belah pihak dapat menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan.
Situasi ini menjadi tantangan bagi pemerintah, yang harus mempertimbangkan aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan proyek strategis ini. Diharapkan, melalui upaya mediasi dan keterlibatan tokoh masyarakat seperti Sdr. Mulyadi, akan tercipta pemahaman yang lebih baik dan solusi yang bisa diterima oleh semua.